Halaman

Rabu, 07 Mei 2014

ASPEK BUDAYA DALAM LAYANAN ORIENTASI DI SMP

ASPEK BUDAYA DALAM LAYANAN ORIENTASI DI SMP


MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Landasan Sosial Budaya Bimbingan dan Konseling
yang dibina oleh Dra. Elia Flurentin, M.Pd.




oleh
Firda Kartika                                       (100111400200)
M Hasbi Al Haikal                              (130111600056)
M. Bahrul Ulum                                  (130111613644)
Putut Palupi                                        (130111613649)
Ulfa Yuniarisla                                    (130111600043)








UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
April 2014



BAB I
1.      PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang
Ketidaktahuan siswa terhadap lembaga pendidikan (sekolah) yang baru dimasukinya itu dapat memperlambat kelangsungan proses belajarnya kelak. Bahkan lebih dari itu dapat membuat siswa tersebut tidak dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Tidak hanya itu saja, pada umumnya siswa baru mengalami berbagai macam perasaan akibat peristiwa tersebut, misalnya perasaan takut, kaget, buta arah, dan lain-lain yang menyebabkan siswa merasa kurang nyaman dalam lingkungan sekolah baru tersebut dan berimbas pada prestasi belajarnya sebab, pengenalan siswa akan sekolah barunya tersebut kurang. Oleh sebab itu, mereka perlu diperkenalkan dengan berbagai hal yang bersangkutan dengan lingkungan lembaga pendidikan yang baru itu. Salah satu caranya yaitu dengan memberikan layanan orientasi pada saat pertama kali masuk di dalam lingkungan sekolah baru itu.
Allan dan Mc. Kean (1984) menegaskan bahwa tanpa program orientasi periode penyesuaian sebagian besar siswa berlangsung kira-kira tiga atau empat bulan. Dalam kaitan itu, penelitian Allan dan Mc. Kean menunjukkan beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, antara lain:
1.      Program orientasi yang efektif mempercepat proses adaptasi dan kemudahan untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
2.      Murid-murid yang mengalami masalah penyesuaian ternyata kurang berhasil di sekolah.
3.      Anak-anak dari kelas sosio-ekonomi yang rendah memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyesuaikan diri daripada anak-anak yang dari kelas sosio-ekonomi yang lebih tinggi.
Menurut Drs. Tanwil dalam Diktat Mata Kuliah Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling; Layanan Orientasi ditujukan bagi siswa baru dan pihak lain guna pemahaman dan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah yang baru dimasuki.
Berdasarkan uraian diatas kita perlu mengetahui pentingnya adanya layanan orientasi di sekolah, terutama bagi siswa baru. Dengan adanya layanan orientasi tersebut sangat membantu siswa beradaptasi dengan sekolah barunya.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian layanan orientasi?
2.      Bagaimana layanan orientasi di sekolah?
3.      Perilaku siswa SMP apa saja terkait dengan layanan orientasi?
1.3  Tujuan
1.      Mendeskripsikan pengertian layanan orientasi.
2.      Mendeskripsikan layanan orientasi di sekolah.
3.      Mendeskripsikan perilaku-perilaku siswa SMP terkait dengan layanan orientasi.




BAB II
2.      PEMBAHASAN
2.1.   Pengertian Layanan Orientasi
Layanan orientasi adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap peserta didik (terutama orang tua) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru di masuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru. Ibarat seseorang yang keadaan serba “buta”; buta tentang arah yang hendak dituju, buta tentang jalan-jalan, dan buta tentang ini dan itu. Akibat dari kebutaanya itu, tidak jarang ada yang tersesat dan tidak mencapai apa yang hendak ditujuya. Demikian juga bagi siswa baru di sekolah dan atau bagi orang-orang yang baru memasuki suatu dunia kerja, mereka belum banyak mengenal tentang lingkungan yang baru dimasukinya.
2.2  Layanan Orientasi di Sekolah
Individu yang memasuki lingkungan baru perlu sesegera dan secepat mungkin memahami lingkungan barunya itu. Hal-hal yang baru diketahui itu pada garis besarnya adalah keadaan lingkungan fisik (seperti gedung, peralatan, kemudahan-kemudahan fisik), materi dan kondisi kegiatan (seperti jenis kegiatan, lamanya kegiatan berlangsung, syarat-syarat bekerja, suasana bekerja), peraturan dan berbagai ketentuan lainnya (seperti disiplin, hak dan kewajiban), jenis personal yang ada, tugas masing-masing dan saling hubungan di antara mereka. Untuk lingkungan sekolah misalnya, materi orientasi yang mendapat penekanan adalah:
1.      Sistem penyelenggaraan pendidikan pada umumnya.
2.      Kurikulum yang ada.
3.      Penyelenggaraan pendidikan.
4.      Peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa.
5.      Peranan kegiatan bimbingan karir.
6.      Peranan layanan bimbingan dan konseling dalam membantu segala jenis masalah dan kesulitan siswa.
7.      Kegiatan belajar siswa yang diharapkan.
8.      Sistem penilaian, ujian, dan kenaikan kelas.
9.      Fasilitas dan sumber belajar yang ada (seperti ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, ruang praktik).
10.  Fasilitas penunjang (sarana olah raga dan rekreasi, pelayanan kesehatan dan tata usaha).
11.  Staf pengajar dan tata usaha.
12.  Hak dan kewajiban siswa.
13.  Organisasi siswa.
14.  Organisasi orang tua siswa.

2.3  Perilaku Siswa SMP Terkait dengan Pelayanan Orientasi
Siswa SMP merupakan usia yang labil mereka akan menuju usia remaja yang suka ikut teman. Perilaku siswa SMP ini bermacam-macam jika dikaitkan dengan layanan orientasi di sekolah sebagai berikut.
1.      Perkenalan MOS
            Pada saat MOS atau masa orientasi siswa, banyak anak baru yang tidak saling mengenal satu sama lain. Maka siswa baru yang tidak saling kenal duduk berdampingan, berjabat tangan, dan berkenalan.
·         Faktor yang mendukung layanan orientasi
            Tingkah laku tersebut mendukung  layanan orientasi, karena dengan munculnya tingkah laku tersebut siswa tidak akan merasa canggung dengan teman-teman barunya, ia dengan cepat dapat beradaptasi dan mengikuti layanan orientasi dengan lancar. Kegiatan ini juga dapat memberitahukan kepada siswa baru tentang peraturan atau tata tertib sekolah, fasilitas, dan pengenalan guru supaya siswa menjadi tahu aturan-aturan yang ada di sekolah tersebut, fasilitas yang ada di sekolah dan guru-guru yang ada di sekolah tersebut.
·         Faktor yang tidak mendukung layanan orientasi
Tingkah laku tersebut bisa saja tidak mendukung layanan orientasi misalnya siswa tersebut malu untuk berkenalan dengan teman disampingnya sebelum temannya tersebut menyapanya lebih dulu. Proses ini akan menghambat proses orientasi siswa tersebut karena lama dalam mengenal temannya.
2.      Calon siswa bertanya kepada kakak tingkat dan guru
            Calon siswa baru bertanya kepada kakak tingkat dan guru yang berada disekitar sekolah tempat pendaftaran mengenai tempat-tempat yang ada di lingkungan SMP.
·         Faktor yang mendukung layanan orientasi
            Tingkah laku tersebut mendukung  layanan orientasi, karena dengan bertanya ia memiliki pengetahuan tentang tempat-tempat di sekolah, sehingga pada saat ia masuk ke sekolah tersebut akan lebih percaya diri.
·         Faktor yang tidak mendukung layanan orientasi
Tingkah laku tersebut bisa saja tidak mendukung layanan orientasi misalnya informasi yang diberikan oleh kakak tingkat tidak sama dengan informasi yang diberikan oleh guru. Jadi membuat siswa menjadi bingung mau mengikuti pendapatnya kakak tingkat atau guru.
3.      Siswa Browsing
            Siswa SMP yang melanjutkan sekolah ke SMA/SMK yang mereka inginkan, mereka akan mencari informasi tentang SMA/SMK yang akan dituju dengan menggunakan fasilitas internet (foto, denah,  dan informasi pendaftaran) supaya tahu letak sekolah dan kapan pendaftaran pada SMA/SMK tersebut dibuka dan ditutup agar tidak ketinggalan.
·         Faktor yang mendukung layanan orientasi
            Tingkah laku tersebut mendukung layanan orientasi karena siswa telah mempunyai pengetahuan tentang sekolah yang di tuju, sehingga ketika layanan orientasi di berikan, ia akan semakin mengerti dan mempunyai kepercayaan yang tinggi dalam beraktivitas di lingkungan sekolah.
·         Faktor yang tidak mendukung layanan orientasi
Tingkah laku tersebut bisa saja tidak mendukung layanan orientasi misalnya siswa pergi ke warnet bukan untuk mencari informasi sekolah lanjutan, bisa saja mereka ke warnet untuk facebook-an atau yang lainnya.
4.      Kunjungan ke SMA/SMK
            Sekolah mengadakan kunjungan ke SMA/SMK favorit untuk memperkenalkan atau memberitahukan kepada siswa-siswi lingkungan sekolah, fasilitas yang ada di SMA/SMK tersebut.
·         Faktor yang mendukung layanan orientasi
Tingkah laku tersebut mendukung layanan orientasi, karena merupakan bentuk kegiatan BK yang bertujuan menyiapkan siswa untuk ke sekolah lanjutan. Dan merupakan salah satu kegiatan yang ada pada layanan orientasi yakni artikulasi.
·         Faktor yang tidak mendukung layanan orientasi
            Tingkah laku tersebut bisa saja tidak mendukung layanan orientasi karena pihak sekolah kekurangan dana untuk mengadakan kunjungan ke sekolah favorit.
5.      Keluar Kelas
            Pada saat jam pelajaran kosong banyak siswa yang keluar kelas untuk pergi ke kantin membeli jajan, ke perpustakaan meminjam buku, dan ada juga yang berjalan-jalan untuk melihat suasana yang terjadi di sekolah.
·         Faktor yang mendukung layanan orientasi
            Tingkah laku tersebut mendukung layanan orientasi, karena dengan siswa ke perpustakaan mereka bisa meminjam buku dan mengembalikan buku yang biasanya dilakukan pada saat jam istirahat yang hanya sebentar.
·         Faktor yang tidak mendukung layanan orientasi
            Tingkah laku tersebut bisa saja tidak mendukung layanan orientasi karena siswa menjadi ramai dan memboros dengan jajan di kantin. Dan sering alasan ijin ke toilet ternyata pergi ke kantin.

6.      Siswa-siswi berkumpul di kantin
            Siswa-siswi ini mengobrol tentang beberapa tempat pelatihan kerja atau tempat kursus. Siswa-siswi ini rata-rata tingkat kelas tiga. Mereka membicarakannya untuk mencari informasi atau memberikan informasi baik informasi dari pihak sekolah atau dari saudara, tetangga mereka dll. Siswa yang menerima informasi ini dengan antusias adalah siswa yang tidak berniat untuk melanjutkan ke SMA.
·         Faktor yang mendukung layanan orientasi
            Tingkah laku ini mendukung layanan orientasi, karena di sini konselor akan sangat terbantu dengan siswa-siswi yang aktif mencari informasi sesuai dengan keinginan masing-masing sehingga konselor hanya membantu untuk mendapat informasi yang lebih jauh tentang apa yang diinginkan siswa tersebut misalnya tentang pendaftaran dan biayanya.
·         Faktor yang tidak mendukung layanan orientasi
            Tingkah laku tersebut bisa saja tidak mendukung layanan orientasi karena siswa kalau ketemu teman di kantin pasti akan membicarakan hal yang lain bukan membicarakan informasi sekolah lanjutan. 




BAB III
3.      PENUTUP
3.1.   Simpulan
Layanan orientasi merupakan layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap peserta didik (terutama orang tua) untuk memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru di masuki peserta didik. Tingkah laku yang dapat mendukung layanan orientasi bagi peserta didik menjadikan peserta didik memiliki banyak informasi yang di dapat sehingga peserta didik tidak kekurangan informasi.
3.2.   Saran
Konselor perlu memberikan banyak informasi melalui layanan orientasi kepada para siswa agar siswa mengerti lingkungan yang baru mereka masuki, memiliki banyak teman di sekolah yang baru, dan cepat beradaptasi dengan lingkungan barunya.



DAFTAR RUJUKAN

Widada dkk. 1990. Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Malang:Proyek OFF IKIP MALANG

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar